Pada suatu pagi yang cerah, seorang punggawa kerajaan yang setia pergi menemani Raja untuk berburu. Kemudian mereka menemukan sekumpulan rusa. Begitu melihat sekelompok manusia yang akan memburunya, rusa-rusa itu pun lari berhamburan dan para prajurit kerajaan berusaha mengejarnya. Akhirnya seorang prajurit datang kepada Raja dan berkata, "Yang terhormat Baginda Raja, lihatlah rusa yang lucu ini."
Prajurit itu memegang seutas tali yang mengikat pada leher seekor rusa kecil yang indah. Sang Raja pun memperhatikan lebih seksama, "Hmmm, engkau benar. Rusa ini sungguh membuat orang menyukainya. Xiba, bawalah rusa kecil ini ke istana sekarang juga. Saya akan memelihara rusa kecil ini di istana". Xiba, si punggawa setia itu menuruti perintah sang Raja. Xiba bersama seorang prajurit pulang duluan karena Raja masih hendak melanjutkan mencari binatang buruan lainnya.
Selama perjalanan pulang, Xiba terus menerus mendengar suara mengiba mengikuti perjalanan mereka, "Wooah, wooah...". "Suara apakah itu?", Xiba menoleh kiri kanan, terlihat olehnya seekor rusa besar yang terus membuntuti mereka. "Mengapa rusa besar itu membuntuti kita di belakang dan terus bersuara?", tanya prajurit.
Xiba berpikir sejenak, "Nampaknya, inilah ibu dari rusa kecil ini". Prajurit berkata lagi, "Suara panggilannya sungguh menyayat hati". Akhirnya Xiba memutuskan, "Kita tidak boleh memisahkan pasangan anak dan induk ini, kita harus melepas rusa kecil ini". "Tetapi, bagaimana dengan titah Raja?", prajurit merasa khawatir. Xiba dengan belas kasih berkata, "Kalau Baginda Raja mau menghukum, biarlah saya yang akan menanggungnya". Kemudian Xiba mengambil tali yang mengikat di leher rusa kecil dari prajurit tersebut dan melepaskannya, "Nah pergilah rusa kecil, lain kali jangan sampai tertangkap lagi ya!" Akhirnya setelah Raja tiba di istana, Xiba pergi menghadap dan melapor kepada Raja. Mendengar itu Raja sangat murka, "Apa? Kamu telah membuat keputusan sendiri dengan melepas rusa kecil itu pergi?" "Hamba mohon pengampunan Baginda, hamba iba melihatnya, ibunya terus mencarinya, sehingga saya melepasnya pergi agar dapat kembali bersama ibunya", kata Xiba. Raja masih saja tetap marah dan berkata," Beraninya kamu melanggar titahku. Segera keluar dari sini, dan kamu tidak boleh menginjak istana ini lagi!"
Selang beberapa bulan kemudian, di suatu sore Raja mengunjungi putra mahkota di ruang belajarnya, tampak putra mahkotanya bosan dan malas belajar. Melihat Baginda Raja, sang putra mahkota berkata, "Ayahanda, putra mahkota bosan dengan buku-buku pelajaran ini. Bukankah Ayahanda menjanjikan seorang Guru baru?" Mendengar keluhan putranya sang Raja bergumam, "Ah, hingga kini saya belum juga menemukan guru yang sesuai."
Setelah berpikir sejenak, "Hmm, saya tahu siapa yang paling cocok menjadi gurunya." Raja berkata kepada patihnya, "Patih, tolong cari dan panggil kembali Xiba ke istana!" Mendengar perkataan sang Raja, si patih mengingatkan Raja,"Baginda yang terhormat, bukankah Xiba saat itu telah melanggar titah Baginda, lalu mengapa harus memanggilnya kembali lagi?".
Raja pun berkata dengan tersenyum, "Xiba tidak hanya mahir dalam bidang sastra, namun yang terpenting dia sangatlah sabar. Terhadap seekor anak rusa pun dia menunjukkan belas kasihnya, jika ingin mencari guru yang sempurna, menurutku hanyalah dia pilihannya."
0 komentar:
Post a Comment