Seribu tahun yang lalu, ada seorang yang bernama Chen Shi, dia adalah seorang yang pintar dan terpelajar, oleh sebab itu penduduk di daerah tempat tinggalnya sangat menghormatinya. Chen Shi adalah seorang yang disiplin terhadap diri sendiri, dia tidak mencuri, tidak berkata bohong, suka membantu orang lain. Dia juga mendidik anak dan cucunya dengan disiplin yang ketat, di setiap kesempatan dia selalu menasehati anak dan para cucunya. Karena dia selalu mendidik dan menasehati mereka dengan cara yang ramah, anak cucunya selalu mendengar nasehatnya.
Tahun ini, di tempat tinggalnya terjadi bencana banjir, banjir besar ini merendam semua sawah, padi tidak dapat dipanen sehingga ribuan orang kelaparan, banyak di antara mereka yang jadi pengemis, banyak di antara orang miskin yang kelaparan menjadi pencuri menyebabkan kampung ini tidak aman lagi.
Pada suatu malam, bulan purnama bersinar dengan terang, malam sangat sepi, seorang pencuri masuk ke rumah Chen Shi bermaksud mencuri, pada saat itu dia mendengar suara terbatuk, pencuri berpikir, waduh.! penghuni rumah terbangun, saya harus bersembunyi di mana supaya tidak ketahuan? Dia sangat ketakutan. Semakin takut dia semakin panik tidak tahu harus bersembunyi di mana. Pada saat itu ia memandang ke atas dia melihat sebuah tiang besar di atas atap rumah. Ha..ha..! Saya mendapat akal.! Akhirnya pencuri ini memanjat ke tiang besar dan bersembunyi di atas atap rumah, setelah susah payah naik dengan tangan gemetar dia memeluk tiang dan bersembunyi, dia tidak berani bernafas dengan kuat karena takut ketahuan, dia berpikir saya sembunyi di sini pasti tidak ketahuan. Saya akan menunggu sampai pemilik rumah tidur lalu turun ke bawah dan mencuri barang-barangnya.
Pada saat ini, pemilik rumah membawa sebuah lampion memasuki ruangan tempat persembunyian pencuri itu. Dia bermaksud membaca buku, begitu dia menengadahkan kepalanya ke atas atap rumah dia melihat sebuah kain biru, seperti baju seseorang dia langsung tahu bahwa pencuri bersembunyi di rumahnya, tetapi dia tidak sibuk berteriak atau menangkap pencuri, dengan perlahan-lahan dia meninggalkan ruangan ini.
Chen Shi perlahan-lahan membangunkan anak dan cucu-cucunya dan mengajak mereka ke ruangan tempat pencuri berada. Lalu dengan suara yang serius dia menasehati anak dan cucu-cucunya, "Anak dan cucu-cucuku, kehormatan adalah prinsip dasar kita sebagai manusia, di setiap kesempatan walaupun kita hidup dengan susah kita harus mempunyai disiplin yang ketat terhadap diri sendiri, jangan karena alasan apa pun membuat kita berbuat jahat dan tidak jujur, kalian semua harus ingat nasehat saya ini."
"Kami akan mengingat nasehat ini selamanya", jawab anak cucu Chen Shi dengan suara keras. Tetapi mereka tidak tahu kenapa Chen Shi membangunkan mereka dan menasehati mereka pada tengah malam ini. Anak dan cucunya saling pandang dalam hati mereka berpikir, "Pasti terjadi sesuatu yang gawat.!"
Chen Shi melanjutkan nasehatnya, "Sebagian orang jahat mereka bukan dilahirkan sudah jahat, tetapi karena mereka tidak dapat berdisiplin kepada diri sendiri, lama kelamaan sifat mereka makin lama makin jelek sehingga sudah menjadi sebuah kebiasaan yang sudah tidak bisa diubah lagi, akhirnya benar-benar menjadi seorang penjahat, seperti tuan yang bersembunyi di atas atap rumah kita ini adalah orang yang demikian, kalian jangan karena miskin lalu menjadi penjahat, tahukah kalian, jika berbuat jahat, kelak akan menjadi lebih miskin lagi atau akan kena penyakit?"
Anak dan cucunya mendongakkan kepalanya melihat ke atas atap rumah, "Oh.! Rupanya ada pencuri bersembunyi di atas atap rumah kami.!" Pada saat ini anak dan cucunya baru sadar kenapa mereka dinasehati malam-malam begini, mereka semua merasa perkataan Chen Shi sangat benar dan bijak.
Pencuri yang bersembunyi di atas atap rumah, mendengar perkataan Chen Shi sangat kaget, "Oh rupanya saya dari tadi sudah ketahuan." Bersamaan dengan itu pencuri juga sangat terharu dengan nasehat Chen Shi. Pencuri berpikir, "Tuan rumah ini dari tadi sudah tahu saya bersembunyi di sini tapi tidak menangkap saya, malah dengan sabar menasehati saya. Saya harus berterima kasih kepada tuan rumah ini.!” Akhirnya pencuri turun dari atap rumah dan berlutut di depan tuan rumah sambil menangis berkata, "Tuan, apa yang tuan katakan sangat benar, saya tahu saya telah berbuat salah, lain kali saya tidak akan mencuri lagi, tolong maafkan saya.!”
0 komentar:
Post a Comment