Welcome to My Blog.. Whoever are you.. You're so special.. Because everyone is no. 1.. So don't forget to smile today ^__^ Jiayou.. ^^V
RSS

31.8.10

Pengalaman Nono

Saya bernama Nono, umur saya 7 tahun. Karena hari ini adalah hari Minggu, ayah dan ibu mengajak saya pergi bermain di taman umum bersama teman-teman. Hari ini saya belajar dari ibu bagaimana caranya menghadapi teman yang jahat kepada kita.

Biasanya ketika sedang berada di rumah, ayah dan ibu sering membacakan banyak sekali cerita, mereka berkata saya harus menjadi orang yang murah hati, saling menyayangi, dan ketika menemui masalah janganlah selalu menyalahkan orang lain tetapi harus berpikir dulu apakah diri sendiri yang menyebabkan masalah itu terjadi.

Saat sedang asyik bermain bersama teman-teman di taman umum, Adi merampas mainan saya. Saat itu saya tak henti-hentinya terus menangis. Ketika terlihat oleh ibu, dia akan datang menghampiri dan berkata, "Nono apa yang terjadi? Mengapa kamu terus menangis?" Saya memberitahukan ibu bahwa Adi telah merampas mainan saya, mainan balok kayu yang paling saya gemari.

Ibu melihat saya yang tak henti-hentinya menangis, lalu menggunakan suaranya yang lembut itu bertanya kepada saya, "Nono berhentilah menangis. Ceritakan pada Ibu bagaimana wajah Adi ketika merampas mainanmu?" Saya berkata kepada ibu, "Dia menggunakan muka yang sangat garang untuk merampas mainan saya."

Kemudian Ibu bertanya lagi, "Lalu apakah Nono tidak merasakan bahwa Adi itu sebenarnya sangat kasihan? Coba lihat, dia harus mengubah dirinya menjadi sangat garang hanya untuk merampas mainan orang lain, bukankah sangat kasihan?"

Ibu lalu menarik tangan saya dan berkata, "Baiklah kita bersama-sama memaafkannya, karena Adi tidak tahu, bahwa orang yang mengubah wajahnya menjadi sangat garang adalah orang yang patut dikasihani. Dalam berbicara dengan orang lain harus dilakukan dengan tenang dan tanpa emosi." Demikian ibu mengajarkan.

Saya bertanya kepada ibu, "Apakah sama seperti ketika ibu berbicara dengan Nono?" Ibu terus tertawa sambil memandangi saya. Setelah itu, saya menghapus air mata saya, kemudian perlahan-lahan berjalan menghampiri Adi, saya lalu berkata kepada dia, "Adi, saya tidak menyalahkan kamu karena telah merampas mainan saya. Karena ibu telah memberitahukan saya, orang yang mengubah wajahnya menjadi sangat garang, adalah orang yang patut dikasihani. Mainan itu milikku, saya berikan kepadamu untuk main, sebaiknya kamu lain kali jangan mengubah wajahmu menjadi garang."

Wajah Adi nampak terperangah, tidak menakutkan lagi. Melihat mimiknya yang seperti itu, saya pun tertawa gembira. Adi mengatakan bahwa dia ingin bermain balok kayu bersama-sama. Dengan sangat gembira saya menoleh ke  arah ibu. Ibu masih tetap duduk di sana, terus tersenyum. Ibu sangat gembira melihat saya telah memaafkan Adi.

Ternyata berbicara dengan orang lain memang benar harus tenang dan tanpa emosi. Jika semua orang begitu, wajah setiap orang akan berubah menjadi sangat cantik dan tampan. Dengan demikian di antara sesama manusia kelak tidak akan ada pertengkaran lagi.


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment